Ads 468x60px

Featured Posts

Friday, July 11, 2014

Upaya Integrasi Sains, Agama dalam Lintas Budaya


Keberlangsungan hidup manusia tidak bisa terlepas dari ilmu dan pengetahuan. Di sisi lain, agama diperlukan untuk mengisi dimensi spiritualitas, memberikan ketenangan, menjanjikan keselamatan, serta tuntunan bagi manusia dalam menemukan jalan hidupnya. Segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh manusia, selalu berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan serta meraih keselamatan. Upaya pemenuhan kebutuhan tersebut, biasanya melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Pertumbuhan ilmu dan pengetahuan manusia berlangsung dari masalah yang ditemukan sertai upaya menyelesaikannya. Upaya-upaya tersebut melibatkan perumusan teori yang harus lebih maju dari pada pengetahuan yang sudah ada, sehingga diperlukan lompatan imajinasi. Sepanjang sejarah manusia, pembicaraan mengenai sains dan agama tidak pernah berhenti. Agama dan sains merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Sains dan agama merupakan dua entitas yang sama-sama telah mewarnai sejarah kebudayaan dan peradaban manusia. Dalam catatan sejarah, perjumpaan agama dengan sains serta budaya tidak hanya pertentangan belaka, tetapi ilmuan berusaha untuk mencari hubungan antara keduanya, yaitu sains tidak mengarahkan agama kepada jalan yang dikehendakinya dan agama tidak memaksanakan sains untuk tunduk pada kehendaknya. 

Pendekatan Psikologi Dalam Studi Islam

Pada abad keenam bangsa Cina dikenal sebagai bangsa yang memiliki keunggulan dalam ilmu pengobatan tradisional, astronomi, ramu-ramuan dan lain-lain. Pendek kata, saat itu Cina merupakan salah satu pusat peradaban dunia yang sangat maju. Karena itulah, Nabi Muhammad saw menganjurkan umat Islam agar menuntut ilmu di negeri Cina. Pada saat sekarang diakui atau tidak kiblat ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bangsa Barat (Eropa dan Amerika). Mengacu pada anjuran Nabi agar umat Islam belajar sampai ke pusat peradaban Cina, maka pada saat sekarang umat Islam perlu belajar ilmu pengetahuan dan teknologi kepada bangsa Barat. Untuk menjadi umat yang maju dan kompetitif dalam arena pergulatan dunia, maka mau tidak mau umat Islam perlu menyadap ilmu tersebut. Salah satu disiplin ilmu yang berkembang pesat di kalangan masyarakat Eropa dan Amerika adalah Psikologi.

Tuesday, June 4, 2013

Islam: Agama Kemanusiaan

Secara konstitusional, Pancasila mengakui pentingnya agama dalam kehidupan. Hal ini terlihat dengan sila pertama, yaitu ketuhanan yang Maha Esa. Artinya bangsa Indonesia bebas menganut agama dan kepercayaan masing-masing sesuai dengan keyakinan. Masyarakat bebas beragama dengan keyakinan kepada sesuatu yang dianggap benar dan menyakinkan.
Agama sebagaimana dipahami oleh banyak orang adalah sebagai pembimbing bagi keselamatan hidup manusia.Karena itu, dalam perjalanan sejarahnya, naluri untuk beragama itu akan senantiasa selalu ada. Islam sebagai agama yang menuntut sikap pasrah bulat-bulat kepada Ilahi sangat mendambakan kedamaian. Maka ketika terjadi berjumpaan antara sesama Muslim, ucapan “assalamu alaikum” atau “kedamaian untuk Anda” merupakan simbol dari harapan tersebut. Artinya kedamaian yang diinginkan oleh agama ini bukan hanya kedamaian bagi diri pribadi, akan tetapi untuk pihak lain. Dengan demikian, tidak heran jika salah satu ciri seorang Muslim adalah sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi saw. Man salima al-muslimuna min lisanihi wa yadihi, artinya siapa yang menyelamatkan orang lain (yang mendambakan kedamaian) dari gangguan lidahnya dan tangannya).

Saturday, June 1, 2013

Teori Richard C. Martin: Sebuah Pendekatan Agama

Sebelum Islam hadir ke dunia ini yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah, telah terdapat sejumlah agama yang dianut oleh manusia. Dalam pandangan para ahli perbandingan agama (comparative study of religion), agama secara garis besar dibagi dalam dua bagian, yaitu pertama, agama yang diturunkan oleh Allah melalui wahyu-Nya sebagaimana yang termaktub dalam al Qur'an. Agama yang demikian biasa disebut sebagai agama samawi (agama langit). Yang termasuk dalam kategori agama samawi antara lain Yahudi, Nasrani dan Islam. Kedua, kelompok agama yang didasarkan dari hasil renungan secara radikal

Prosesi Pewahyuan Al-Qur'an

Dalam bahasa agama, wahyu itu dapat dipahami sebagai petunjuk atau hidayah bagi ummat manusia dalam mengarungi kehidupan. Hal inilah yang oleh agama-agama samawi istilah wahyu merupakan tolak ukur sebuah kebenaran dalam kehidupan mereka. Dalam proses pewahyuan ternyata banyak mengudang kontroversi di kalangan ulama. Tetapi 

Hadis di Mata Joseph Schacht dan Juynboll

Secara historis pengalaman Barat terhadap beradabaan Muslim sudah dimulai sejak abad 11, ketika Adalusia (Spanyol) berada pada masa keemasan dan menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan. Pada saat itu orang-orang Eropa bersekolah dan belajar di perguruan Arab. Pada saat ini kemunculan orentalis Barat dapat diidentikkan sebagai tarap “kesadaran awal” untuk menguasai bahasa Arab untuk menterjemahakan buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat yang berbahasa Arab ke bahasa latin, yang pada saat itu merupakan bahasa ilmiah. Jadi, pada fase ini tujuan orenatalis atau akativitas orentalis lebih berorentasi pada pemindahan ilmu pengetahuan dan filsafat dari dunia Islam ke Eropa. Pada masa ini pembahasan tentang Hadis belum terjadi.

Kekerasan Beragama, Mungkin kah?

Sejarah peradaban dunia adalah sejarah yang bergelimang dengan kekerasan, dan diakhiri konflik. Konflik yang ditimbulkan oleh satu peradaban seharusnya tidak terjadi pada wilayah keagamaan -baik internal agama maupun lintas agama- yang kesemuanya di atas namakan Tuhan dan kitab suci, karana maenstremnya berbeda. Hal ini tidak hanya menimbulkan trauma di hati manusia, tetapi ia menyisakan dendam di hati masing-masing-masing pemeluk agama samapai hari ini. Agama dibenturkan oleh umatnya dengan alasan bahwa berperang di jalan-Nya akan mendapatkan balasan setimpal dari Tuhan pula, yaitu surga-Nya sudah siap menanti mereka, para bidadari dengan riang gembira akan menyambutnya, para Malaikat bertepuk tangan kegirangan menyemput ke datangan mereka, dan gelar Sahid yang mereka sandang karena dianggap mati dalam perang suci (Holly War).